Millenial di Dunia Kerja

Photo by Naassom Azevedo on Unsplash


Semakin hari, pekerjaan menjadi semakin kompleks dan semakin susah untuk didapatkan. Menurut Ones & Viswesvaran (1998) kemajuan teknologi membuat banyak pekerjaan menjadi kompleks, lebih banyak menuntut,  saat ini menuntut banyak hal, membutuhkan pekerja untuk memproses informasi lebih banyak, dan untuk membuat lebih banyak keputusan. Bahkan pada saat ini kita akan menuju ke industri 5.0 yang di mana masyarakat berpusat pada manusia (human-centered) dan berbasis teknologi (technology based). Tapi bagaimanakah sikap millennial di tempat kerja?


Millenial di Tempat Kerja


Sebenarnya sikap millenial dengan generasi sebelumnya di tempat kerja tidak begitu berbeda. Setiap generasi hanya memiliki sedikit perbedaan yang tidak terlalu signifikan, seperti sense of life, tingkat umur atau kematangan dari mereka. 

Menurut riset yang dilakukan IBM Institue for Bisnis Value pada tahun 2014, dengan mensurvei lebih dari 1.700 pekerja di enam industri dari 12 negara (dominan benua eropa dan amerika), menyatakan bahwa:

  1.  Millenial mempunyai ekspektasi membuat dampak besar bagi perusahaan lebih besar daripada generasi sebelumnya walaupun tidak jauh berbeda.
  2.  Mereka ingin dihargai di tempat kerjanya walaupun hal tersebut bukan faktor utama.
  3.  Mereka ingin pergi ke kantor yang ada sponsor event.
  4.  Ingin bertemu dengan banyak orang, training secara tatap muka, dan bekerja dengan kolega-kolega yang punya pengetahuan banyak.
  5.  Membutuhkan orang banyak untuk mengambil keputusan.
  6.  Memilih berpindah tempat kerja karena mempertimbangkan tempat kerja atau perusahaan   yang lebih kreatif workspace lalu setelah itu karena uang.

Tetapi menurut AC Nielsen, responden yang lebih muda biasanya memprioritaskan uang dan mengejar karier sedangkan responden lebih tua lebih prioritaskan tetap fit dan sehat serta menghabiskan banyak waktu buat keluarga.


Why Millennials Struggling in the Workplace? 

Dalam big 5 personality (OCEAN), kebanyakan millenial memiliki extraversion dan neuroticism yang tinggi sedangkan sisanya lebih rendah ataupun standar. Ada pun 4 faktor yang membuat millenial berbeda yaitu, parenting, teknologi, impatience, dan environment.

Parenting

orangtua seringkali memberikan apapun yang anak inginkan. Sehingga pada saat anak terjun ke dunia yang sebenarnya, ketika orangtua mereka sudah tidak bisa memberikan apa yang mereka inginkan, seperti mendapatkan mereka promosi, akhirnya menghasilkan generasi dengan self esteem yang rendah.

Teknologi

Tentunya sudah diketahui bahwa millenial berkaitan erat dengan teknologi yang dimana keterkaitan antara mereka dengan media sosial dan handphone melepaskan hormon dopamine. Hormon tersebut merupakan hormon senang, apalagi dengan adanya media sosial yang memberikan respon yang cepat membuat millenial ketagihan dan terus kembali pada hal itu. Hal tersebut membuat millenial merasa tidak berharga ketika tidak mendapat respon yang cepat. Mereka juga tidak memiliki mekanisme yang baik untuk mengatasi stress.

Impatience 

Dengan zaman yang maju ini, semuanya tersedia dengan instan yang dampaknya menghasilkan para millenial yang impatience. Maka dari itu, ketika mereka mempunyai ekspektasi yang tinggi untuk membuat dampak pada perusahaan, mereka mudah menyerah karena yang mereka lakukan tidak muncul secara instan. Hal ini membuat job satisfaction untuk para millenial sulit didapatkan karena prosesnya lama dan berantakan.


Environment


Lingkungan perusahaan tidak memiliki kepemimpinan yang baik. Mereka lebih mementingkan angka dan jangka pendek. Hal tersebut tidak membantu millenial untuk membangun confidence, skill kerja sama, mengatasi tantangan di dunia digital, dan mempelajari kesenangan dan kepuasan dari bekerja. Jadi tidak sepenuhnya salah millenial untuk merasakan apa yang mereka rasakan.


Peran I/O Psikologi


Psikologi Industri dan Organisasi atau I/O Psychology adalah bidang psikologi yang menerapkan ilmu perilaku manusia untuk bekerja dan di tempat kerja. Peran I/O Psikologi sangatlah penting untuk mengatasi permasalahan yang ada di dunia kerja saat ini. Berikut hal-hal apa saja yang bisa I/O Psikologi lakukan di dunia kerja:

  • Menyelesaikan permasalahan yang kompleks.
  • Membantu pekerja yang diberhentikan menjadi kompetitif untuk pekerjaan lain.
  • Membantu mereka yang tertinggal menangani pekerjaan yang lebih beragam dan kadang-kadang beban kerja yang lebih berat.
  • Mengembangkan program bagi karyawan untuk menjamin bahwa mereka dapat berfungsi dalam kelompok-kelompok tanpa pemimpin.
  • Memberikan pendidikan dan pelatihan mengenai keberagaman di antara para pekerja.
  • Memastikan organisasi produktif, kompetitif, sejahtera, dan sustainable.

Referensi:

After Skool. (2017). Millennials in the Workforce, A Generation of Weakness - Simon Sinek [Video]. Diambil 3 Maret 2020, dari https://youtu.be/QXWNChoIluo.

Febrian, M. (2019). Revolusi Industri 5.0 Human - Centered | Solutech Global. Solutech Global. Diambil 4 Maret 2020, dari https://solutech.id/2019/07/22/revolusi-industri-5-0-jepang/.

King, L. (2017). The Science of Psychology (4th ed.). New York: McGraw-Hill Education.

Levy, P. (2010). Industrial/Organizational Psychology (3rd ed.). New York: Worth Publisher.

Media, K. (2019). Di Dunia Kerja, Millenial dan Generasi Sebelumnya Ternyata Sama Halaman all - Kompas.com. KOMPAS.com. Diambil 4 Maret 2020, dari https://edukasi.kompas.com/read/2019/04/14/07000061/di-dunia-kerja-millenial-dan-generasi-sebelumnya-ternyata-sama?page=all.

Riggio, R. (2013). Introduction to Industrial and Organizational Psychology (6th ed.). New Jersey: Pearson Education, Inc.

Komentar

Postingan Populer